Sabtu, 26 Januari 2013

Desa Wisata di Sleman Kurang Inovatif



Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Jumat, 25 Januari 2013 | 18:18 WIB
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO - Anak-anak warga Dusun Kinahrejo menampilkan atraksi kesenian jatilan pada acara pembukaan Wisata Alam Jelajah Kinahrejo di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (12/2/2011). 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- Munculnya fenomena desa wisata di Kabupaten Sleman tidak dibarengi dengan inovasi menarik yang ditawarkan kepada wisatawan. Kurangnya inovasi tersebut membuat desa wisata terkesan monoton.

Shavitri Nurmala Dewi, Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman mengatakan, paket wisata yang ditawarkan oleh pengelola desa wisata masih monoton dan kurang inovasi, maka butuh pengembangan baru agar bisa menarik wisatawan, "Desa wisata harus terus berusaha mengembangkan inovasi, karena daya tariknya di situ," terangnya, Jumat (25/01).

Dewi menambahkan, saat ini pihaknya sedang menyusun Peraturan Bupati tentang Desa Wisata. Peraturan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk desa wisata di Sleman.
"Peraturan yang dibuat bukan untuk menekan atau membatasi kreativitas masyarakat, justru peraturan tersebut untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi," katanya. Sampai 2013 ini, baru ada enam desa wisata yang menjadi unggulan Sleman, yakni desa wisata Pentingsari, Brayut, Kembangarum, Kelor dan Tanjung.

Di tempat berbeda Teguh Arifianto, konsultan desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, banyak wisatawan yang kecewa dengan paket yang ditawarkan. Sebab apa yang ditawarkan, tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh wisatawan.

"Banyak keluhan perihal penyelenggara tur yang kurang profesional. Selain itu, harga trip yang ditawarkan tergolong mahal. Keluhan ini disebabkan kurang pintarnya pihak desa wisata dalam mengemas desa wisata dan tur," ungkap Teguh. 

Editor :
Farid Assifa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar