Puisi Puisi Siti Noor Aminah
Suara Karya - Sabtu, 19 Januari 2013
Suara Karya - Sabtu, 19 Januari 2013
Di Pusara
Debu, ternyata
Yang melantunkan dedaunan gugur
Gelisah ranting-ranting
terasa pada siang
di pusara
Dengan dara dara menyapa,
menghampiri
Menjelma selendang ungu
Sedangkan aku di perbukitan
Menderu burung burung pipit
Ah, debu juga, ternyata
Yang mengabarkan kedatanganku
ke pusara itu
Siang jadi penuh arti
Dalam busukan kembang kembang
Penjaga makam
yang tidur akan bangun
Jika kuminta membersihkan debu
* Kendari, Januari 2012
Di Losari
Langit menggeliat tiba-tiba
Ketika azan mengalun
Di pantai Losari
Perahu yang berlayar ke langit
Tiangnya semakin membisu
Nelayan pemancing ikan
para pedagang makanan
dan minuman khas Makassar
Tak seluruhnya punya nestapa
Segalanya telah sempurna
Tapi serasa belum selesai
Sebentuk sujud memutih
Dan laut pun turun ke dasarnya
Bersama bintang bintang
Amboi, lihatlah itu
di sela-sela karang
Seekor cumi cumi dan anak gurita
Sedang meninabobokan matahari
* Makassar, Juni 2012
Tebar Cinta
Burung burung melayang
di kebun tropika
Terbang tak tentu arah mencari suaka
Binatang menggeliat dahaga
Tubuh bumi bergoyang kencang
Padang kosong semak ilalang
Berguguran sayap hutan
Telaga kerontang hampir telanjang
Kemarilah kawan,
Saksikan ini kehancuran
Bumi yang semakin tua
Pohon tumbang longsor datang
Tanah berubah sahara
Panas membara udara khatulistiwa
Bumi dirusak nafsu serakah
Mari kawan,
Tebar cinta di tanah ladang
Menanam pohon di hutan
Mekarkan bunga bunga di taman
Sampai musim bersahabat
Dan bumi kembali sehat
* Makassar, Maret 2012
Sia Sia
Waktu,
Ternyata sia sia
Berusaha memisahkan kita
Dari rindu dan cinta
Ruang,
Akhirnya putus asa
Membatasi getaran
Tapi gelombang sampai juga
Mengukir kata
Lorong waktu sepanjang ruang
Kita jelajahi
bersama bayang bayang
Walau ada catatan terbuang
Interupsi sang petualang
Kita tiada pernah peduli
Karena cinta
tak mengenal dimensi
* Kendari, April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar